Wednesday, October 17, 2007

Air Mata Lazuardi

Guntur meraung memecah kesunyian malam
Halilintar menyambar menyibak tabir kelam
Gerimis menetes, dan jatuh pelan-pelan

O, malam…
Tangan raksasa itu berkelabat
Di atas kepalaku

Aku terkejut dan takut
Aku gelisah dan resah

Tapi tiba-tiba, desau angin berbisik mesra;

“Tenanglah, wahai sang pujangga. Tangan raksasa itu tak ‘kan menamparmu.
Ia tidak jahat, sebab ia bukan penjahat. Ia hanya ingin mencari seekor kutu di rambutmu.”

Aku tercengang, keheranan!

O, malam…
Rupanya, tangan raksasa itu masih berkelebat
Di atas kepalaku

Hingga kini
Aku pun hanya bisa berilusi;

Mungkinkah, di malam itu aku kembali fitri?

Di luar dugaan
Derai hujan menganak sungai di halaman depan


Hay Tasi’, 17 Oktober 2007
Kala hujan deras menyiram kota Kairo.

3 comments:

icHaaWe said...

di kairo ujan yah mas????? disini belom, baru angin2 doang...tapi seneng banget...karena dah mulai dingin .... lam kenal yah

fuddyduddy said...

Dahsyat ketika kau baca ini tempo hari kemarin... Pelangi di sampingnya Mbak Laili tidak berkedip melihatmu waktu itu.

Anonymous said...

top neh pusinya..tapi lazuardi apaan seh penyair ponky?;>